Kotbah hari Minggu kemarin mengingatkan saya berapa pentingnya mempunyai hubungan komunikasi yang baik antara suami dan istri. Nah, yang menjadi masalah, kalau kita ini programmer, sering sekali pemikiran masih terus berjalan di bawah sadar, meskipun sudah berhenti bekerja. Apalagi, kalau ada klien yang menelpon dengan masalah sebelumnya, yang kemudian masih belum terpecahkan. Kami selalu berjanji berusaha memberikan penyelesaian kurang dari 24 jam kerja. Nah, otak bawah sadar itu berjalan sendiri. Kalau diajak istri berbincang-bincang, jadi deh suami yang tidak baik, persis seperti yang diceritakan kemarin. Bukannya memperhatikan pembicaraan istri, otaknya masih mutar saja memikirkan penyelesaian software akuntansi-nya. Untung dianugerahi Tuhan dengan istri yang baik, yang jarang marah. Jadi merasa bersalah sekali sekarang, karena kadangkala sang istri mengeluh bahwa dia "miss" saya, dan seringnya dijawab dengan, "Loh, kok bisa, padahal khan kerja bersama, jadi hampir 24 jam sehari bersama-sama". Dasar suami yang nggak pengertian, ya? He, he, he. Bagaimana menurut anda?
Untuk info lebih lanjut tentang kami, lihat post: Software Sistem Informasi Akuntansi. Untuk membaca kelanjutan dari post ini, lihat post: Sistem Informasi Manajemen dan Beasiswa Anak. Untuk membaca blog yang terakhir, click Programmer Sistem Informasi Akuntansi.
mantap pak
BalasHapusThanks, Hen, :)
BalasHapus